Senin, 08 April 2013

Poster Mengenai Epistasi


Dalam genetikaepistasis memiliki dua pengertian yang agak berkaitan (Roth et al. 2009). Istilah ini diperkenalkan oleh William Bateson (1907) dalam bentuk adjektiva (kata sifat) epistatic bagi "karakter yang harus disingkirkan agar karakter yang hypostatic dapat muncul" (Bateson W. 1907). Kata "epistatic" dan "hypostatic" digunakan berpasangan bagi karakter/sifat yang diwariskan mengikuti Hukum Pewarisan Mendel tetapi menunjukkan penyimpangan (semu) dari ekspresi harapan karena ada interaksi di antara dua lokus yang bertanggung jawab atas karakter/sifat itu. Sebagai misal, kehadiran alel dominan pada lokus pertama akan mengubah penampilan yang diharapkan dari genotipe lokus kedua.
Pengertian Bateson yang bersifat genetika Mendel (kualitatif) tersebut dikembangkan oleh Ronald Fisher (1918) menjadi lebih umum pada sifat kuantitatif dan mencakup semua bentuk interaksi antarlokus. Dalam pengertian genetika kuantitatif, epistasis (Fisher pertama kali menggunakan istilah epistacy) adalah interaksi antara dua atau lebih lokus yang mengendalikan sifat (kuantitatif) tertentu yang sama. Epistasis dalam pengertian Fisher bersifat statistik karena didefinisikan sebagai penyimpangan dari nilai harapan. Beberapa contoh Epistasi :

Indonesia Negara Agraris


                                                                                             I.            Pendahuluan


A.    Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara agraris dengan luas lahan yang sangat luas dan keaneka ragaman hayati yang sangat beragam. Hal ini sangat memungkinkan menjadikan Negara Indonesia sebagai Negara agraris terbesar di Dunia. Di Negara agraris seperti Indonesia, pertanian mempunyai kontribusi penting baik terhadap perekonomian maupun terhadap pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat, apalagi dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk yang berarti bahwa kebutuhan akan pangan juga semakin meningkat. Selain itu ada peran tambahan dari sektor pertanian yaitu peningkatan kesejahteraan masyarakat yang sebagian besar sekarang berada di bawah garis kemiskinan. sebagian besar penduduknya hidup dari hasil bercocok tanam atau bertani, sehingga pertanian merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam kesejahteraan kehidupan penduduk Indonesia.

B.     Tujuan
Tujuan dari penyusunan paper ini adalah unuk menggetahui atau mengenal bahwa indonesia adalah negara agraris yang di dalamnya terdapat keanekaragaman hayati dan sumber daya alam yang tinggi.

Sabtu, 19 Januari 2013

Agribisnis Dalam Perspek Al Qur'an


Agribisnis pada hakikatnya merupakan bagian dari sistem ekonomi. Hal tersebut didasari dengan seluruh kegiatan yang melibatkan pembuatan dan penyaluran sarana usahatani; kegiatan produksi di unit usahatani, penyimpanan, pengolahan dan distribusi komoditas usahatani dan berbagai produk yang dibuat dari proses produksi tersebut.
Secara garis besar, seluruh kegiatan usahatani dalam agribisnis berlandaskan pada ilmu ekonomi. Hal tersebut merunut pada hakikat agribisnis sebagai bagian dari sistem ekonomi. Namun demikian, tidak sepenuhnya agribisnis membahas tentang ilmu ekonomi.
Dewasa ini, masih terdapat berbagai pemahaman manusia akan keterpisahan manajemen agribisnis dengan syariah Islam. Akibatnya, sering terjadi praktik-praktik agribisnis yang bertentangan dengan syariah Islam serta tidak mengindahkan tanda-tanda kebesaran dan keberadaan Allah SWT. Padahal, manajemen agribisnis dengan syariah Islam adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Kedua aspek tersebut saling melengkapi satu sama lain, sehingga menjadi kesatu-paduan ilmu yang dinamakan agribisnis.
Agribisnis merupakan salah satu bisnis dalam pertanian. Banyak aturan dan cara berbisnis menurut Al qur’an. Dan banyak ayat yang menjelaskan tentang berbisnis dalam bidang pertanian.
    Agribisnis dalam pertanian terkadang terdapat kendala atau masalah. Berbisnis ada yang di haramkan dan di halalkan menurut al qur’an. Misalnya seperti sewa menyewa lahan pertanian dll. Adapun berbisnis dalam pertanian yang di halalkan, semua itu tergantung dari individu itu sendiri yang menjalaninya.
 
A.   Pengertian Agribisnis
Agribisnis adalah bisnis berbasis usaha pertanian atau bidang lain yang mendukungnya, baik di sektor hulu maupun di hilir. Penyebutan "hulu" dan "hilir" mengacu pada pandangan pokok bahwa agribisnis bekerja pada rantai sektor pangan. Agribisnis, dengan perkataan lain, adalah cara pandang ekonomi bagi usaha penyediaan pangan. Sebagai subjek akademik, agribisnis mempelajari strategi memperoleh keuntungan dengan mengelola aspek budidaya, penyediaan bahan baku, pascapanen, proses pengolahan, hingga tahap pemasaran.
Istilah "agribisnis" diserap dari bahasa Inggris: agribusiness, yang merupakan portmanteau dari agriculture (pertanian) dan business (bisnis). Dalam bahasa Indonesia dikenal pula varian anglisismenya, agrobisnis.
Objek agribisnis dapat berupa tumbuhan, hewan, ataupun organisme lainnya. Kegiatan budidaya merupakan inti agribisnis, meskipun suatu perusahaan agribisnis tidak harus melakukan sendiri kegiatan ini. Apabila produk budidaya (hasil panen) dimanfaatkan oleh pengelola sendiri, kegiatan ini disebut pertanian subsisten, dan merupakan kegiatan agribisnis paling primitif. Pemanfaatan sendiri dapat berarti juga menjual atau menukar untuk memenuhi keperluan sehari-hari.
Dalam perkembangan masa kini agribisnis tidak hanya mencakup kepada industri makanan saja karena pemanfaatan produk pertanian telah berkaitan erat dengan farmasi, teknologi bahan, dan penyediaan energi.
Sementara itu menurut pandangan Islam Agribisnis adalah bisnis petanian yang berdasarkan ketuhanan. Sistem ini bertitik tolak dari Allah SWT serta bertujuan akhir kepada Allah dan menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah. Ketika seorang muslim menikmati berbagai kebaikan, terbersit dalam hatinya bahwa semua itu adalah rezeki yang diberikan Allah kepada hamba-hamba-Nya.